Sabtu, 19 Januari 2013

Jarang Besosialisasi Dapat Merubah Struktur Otak

Sekali waktu, manusia butuh menyendiri untuk merenung atau sekadar menenangkan pikiran. Tetapi jangan lama-lama, sebab terlalu lama menarik diri dari pergaulan bisa memicu perubahan struktur otak yang berdampak pada gangguan perilaku.

Temuan yang terungkap dalam penelitian di University at Buffalo dan Mt Sinai School of Medicine ini semakin menegaskan adanya plastisitas otak atau kerentanan otak untuk berubah menyesuaikan kondisi lingkungan. Termasuk ketika jarang bergaul, maka struktur otak juga akan berubah.

Perubahan struktur otak ketika seseorang jarang bergaul diyakini terjadi pada proses pembentukan myelin atau selubung saraf di bagian prefrontal cortex. Bagian ini bertanggung jawab terhadap perilaku kognitif dan emosional, sehingga kekurangan myelin bisa memicu gangguan perilaku.

Sebelumnya, kekurangan myelin di bagian ini juga dikaitkan dengan gangguan psikiatrik serta risiko untuk mengalami depresi. Kali ini, proses pembentukan myelin terbukti dipengaruhi oleh kondisi kesepian akibat menarik diri dari pergaulan sosial.

Karen Dietz, PhD yang melakukan penelitian ini menggunakan sekelompok tikus dewasa dalam eksperimen terabarunya. Tikus yang normalnya merupakan makhluk sosial, dalam penelitian ini diasingkan dan dikondisikan untuk selalu tertekan karena tidak punya teman.

Setelah beberapa waktu, otak para tikus dibedah lalu diamati di laboratorium dan dibandingkan dengan tikus yang hidup dengan pergaulan yang normal. Terbukti, makin lama diasingkan maka pembentukan myelin di bagian prefrontal cortex akan semakin sedikit.

"Penelitian ini untuk pertama kalinya memberikan penjelasan tentang mekanisme di balik plastisitas otak dengan menunjukkan bahwa perubahan pada interaksi sosial bisa mempengaruhi pembentukan myelin," kata Dietz seperti dikutip dari Sciencedaily,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar